Logo Pemerintah Kabupaten Tangerang

Logo Pemerintah Kabupaten Tangerang memiliki makna dan simbolisme yang mendalam. Sebagai lambang identitas daerah, logo ini mencerminkan visi dan misi Pemkab Tangerang dalam memajukan wilayahnya. Dengan desain yang khas, setiap elemen dalam logo ini menyampaikan pesan penting tentang budaya dan sumber daya yang ada di kabupaten.

Logo Pemerintah Kabupaten Tangerang berfungsi sebagai identitas resmi yang memperkuat citra pemkab. Dalam setiap kegiatan resmi, penggunaan logo ini menjadi penanda kehadiran pemerintah yang bersih, transparan, dan bertanggung jawab. Melalui logo ini, Pemkab Tangerang menunjukkan komitmennya untuk melayani masyarakat dengan baik.

Arti dan Makna Logo Kabupaten Tangerang

Arti dan Makna Lambang Kabupaten Tangerang Jawa Barat Ruang Logo

Lambang Daerah Kabupaten Tangerang ditetapkan dengan Peraturan Daerah No.19 Tahun 1984 tanggal 25 Oktober 1984, yang kemudian disempurnakan dengan Peraturan Daerah No. 10 Tahun 1987 tanggal 21 Mei 1987.

Motto daerah yang terkandung dalam lambang daerah adalah “SATYA KARYA KERTA RAHARJA”, yang artinya adalah “Dengan dasar kesetiaan dan ketaatan kepada pemerintah dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) disertai do’a dan kerja keras kita wujudkan masyarakat yang sejahtera, adil dan makmur dari segi fisik, material, dan mental spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945”.

Arti dari Lambang Daerah Kabupaten Tangerang

Bagian atas

  • Pucuk perisai 5 buah melambangkan Pancasila yang menjadi Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia;
  • Susunan batu merupakan lambang benteng pertahanan yang mengingatkan kita kepada pahlawan rakyat Kabupaten Tangerang;
  • Jumlah bata melambangkan tanggal, bulan, dan tahun Proklamasi Kemerdekaan Negara Republik Indonesia, yaitu tanggal 17 Agustus 1945. 

Bagian Tengah

  • Jumlah butir padi, bunga kapas dan ruas bambu melambangkan tanggal, bulan, dan tahun Hari Jadi Kabupaten Tangerang. Dua puluh tujuh butir padi melambangkan tanggal 27, dua belas bunga kapas melambangkan bulan 12 , empat puluh tiga ruas bambu melambangkan tahun 1943;
  • Topi bambu melambangkan hasil kerajinan dan hasil industri dari Kabupaten Tangerang.

Bagian Bawah

  • Garis putih berombak melambangkan bahwa Kabupaten Tangerang di lintasi oleh sungai-sungai besar.
  • Garis biru putih berombak melambangkan laut yang bermakna bahwa Kabupaten Tangerang merupakan daerah pantai.

Sekilas Kabupaten Tangerang

Kabupaten Tangerang, sebuah wilayah yang terletak di Provinsi Banten, memainkan peran penting sebagai salah satu komponen utama dalam kawasan metropolitan Jabodetabek. Dengan ibu kota di Kecamatan Tigaraksa, kabupaten ini memiliki struktur administratif yang kompleks dengan 29 kecamatan, 28 kelurahan, dan 246 desa.

Berdasarkan data pada akhir tahun 2024, Kabupaten Tangerang mencatat jumlah penduduk sebanyak 3.459.706 jiwa. Hal ini menunjukkan pertumbuhan penduduk yang signifikan dan menjadikan kabupaten ini sebagai salah satu wilayah dengan kepadatan penduduk tinggi di Banten.

Posisi strategis Kabupaten Tangerang sebagai bagian dari wilayah penyangga Provinsi DKI Jakarta mendorong perkembangan pesat dalam berbagai sektor, terutama industri dan perdagangan. Ketersediaan infrastruktur yang memadai dan aksesibilitas yang baik ke ibu kota negara menjadikan Kabupaten Tangerang destinasi favorit bagi investor dan pelaku bisnis.

Sejarah Pembentukan Kabupaten Tangerang

Kabupaten Tangerang memiliki sejarah panjang yang sarat akan perjuangan dan dinamika politik. Jejak peradabannya dapat ditelusuri jauh ke masa lampau, ketika wilayah ini menjadi benteng pertahanan Kesultanan Banten melawan Agresi Militer Belanda pada pertengahan abad ke-16.

Tiga Maulana dan Lahirnya Tigaraksa:

Kisah bermula dari tiga maulana berpangkat Tumenggung – Aria Yudhanegara, Aria Wangsakara, dan Aria Jaya Santika – yang diutus oleh Kesultanan Banten untuk membangun perkampungan pertahanan di wilayah perbatasan Batavia. Mereka mendirikan basis pemerintahan dan pertahanan di kawasan yang kini dikenal sebagai Tigaraksa. Nama “Tigaraksa” sendiri berasal dari bahasa Sansekerta “Tilu Tanglu”, yang berarti “Tiang Tiga”, sebagai penghargaan kepada ketiga Tumenggung yang memimpin pembangunan tersebut.

Legenda rakyat juga menyebutkan bahwa Tigaraksa merupakan cikal-bakal Kabupaten Tangerang. Seorang putra Sultan Ageng Tirtayasa, Pangeran Soegri, membangun tugu prasasti di sebelah barat Sungai Cisadane, diperkirakan berada di Kampung Gerendeng. Tugu tersebut diberi nama “Tangerang” yang dalam bahasa Sunda berarti “tanda”. Prasasti yang terukir dengan huruf Arab “gundul” berbahasa Jawa kuno berisi pesan tentang pembangunan tugu sebagai tanda batas wilayah dan penegasan penguasaan tanah kaum Parahyang.

Seiring waktu, sebutan “Tangeran” (tanda) berubah menjadi “Tangerang”, nama yang kita kenal hingga kini.

Penjajahan Belanda dan Perubahan Status:

Pemerintahan “Tiga Maulana” di Tigaraksa runtuh pada tahun 1684 akibat perjanjian antara Pasukan Belanda dan Kesultanan Banten. Perjanjian tersebut memaksa Tangerang masuk ke dalam kekuasaan kolonial Belanda. Pemerintah kabupaten pun dibentuk, lepas dari Kesultanan Banten, dengan seorang bupati sebagai pemimpinnya.

Para bupati yang memimpin Kabupaten Tangerang pada era pemerintahan Belanda (1682-1809) adalah Kyai Aria Soetadilaga I hingga VII.

Ketika keturunan Aria Soetadilaga dinilai tidak lagi mampu memerintah, Belanda menghapuskan pemerintahan ini dan memindahkannya ke Batavia.

Masa Pendudukan Jepang dan Pembentukan Kabupaten Tangerang:

Selama masa pendudukan Jepang, wilayah Tangerang diubah statusnya menjadi kewedanaan. Setelah Perang Dunia II berakhir, Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya. Pada tahun 1943, Pemerintah Jepang mengubah status Tangerang kembali menjadi kabupaten. Keputusan ini didasari oleh dua faktor utama: penetapan kota Jakarta sebagai Tokubetsusi (kota praja) dan ketidakmampuan Pemerintah Kabupaten Jakarta untuk mengelola wilayah Tangerang yang luas.

Atik Soeardi, yang sebelumnya menjabat sebagai pembantu Wakil Kepala Gunseibu Jawa Barat, diangkat menjadi Bupati Tangerang pertama pada tahun 1943.

Perkembangan Modern dan Pemindahan Ibu Kota:

Seiring perkembangan zaman, Kabupaten Tangerang terus berkembang. Pada tahun 1993, Kota Tangerang dimekarkan dari wilayah Kabupaten Tangerang berdasarkan Undang-undang Nomor 2 Tahun 1993. Hal ini mendorong pemindahan pusat pemerintahan Kabupaten Tangerang ke Tigaraksa, untuk menggugah kembali semangat para pendiri dan mewujudkan cita-cita masyarakat yang mandiri, maju, dan sejahtera.

Hari jadi Kabupaten Tangerang ditetapkan pada tanggal 27 Desember 1943, berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 18 Tahun 1984.

Logo Kabupaten Tangerang

Logo Pemerintah Kabupaten Tangerang

Website : Pemkab Tangerang


Eksplorasi konten lain dari Ruang Logo

Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *