PT Primissima, sebagai salah satu pelaku utama di industri tekstil, memiliki logo yang merepresentasikan nilai-nilai dan visi perusahaan. Logo tersebut, dengan desain berbentuk lingkaran disekelilingnya terdapat bentuk abstrak yang menyerupai gerigi.
Kesederhanaan dan kejelasan logo Primissima mencerminkan komitmen perusahaan terhadap kualitas produk yang unggul dan proses produksi yang efisien. Penggunaan warna [sebutkan warna] pada logo mengisyaratkan [jelaskan makna warna yang digunakan].
Tentang Perusahaan
PT Primissima adalah sebuah perusahaan industri tekstil, yaitu pemintalan dan pertenunan yang memproses bahan baku kapas menjadi benang lantas memproses bahan baku kapas menjadi kain yang dinamakan dengan kain grey (blacu). Penjualan hasil proses berupa benang, utamanya ialah berupa kain, baik kain grey maupun kain cambrics
Sejarah
Perusahaan tekstil ini berdiri pada tahun 1971 sebagai hasil kolaborasi antara Pemerintah Indonesia dan Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI). Kepemilikan saham terbagi dengan Pemerintah Indonesia memegang mayoritas sebesar 52,79% dan GKBI memegang sisanya. Modal yang disumbangkan oleh masing-masing pihak berbeda. Pemerintah Indonesia menyumbang mesin produksi yang diperoleh dari pengusaha tekstil Belanda melalui Pemerintah Belanda. Sementara itu, GKBI memberikan kontribusi berupa tanah, bangunan, biaya pemasangan, dan modal kerja.
Mesin produksi yang diserahkan mencakup 18 set mesin pemintal bermerek Rieter dengan 9.072 mata pintal dan 180 set mesin tenun teropong bermerek Picanol. Peralatan canggih ini memungkinkan perusahaan untuk memulai proses produksi benang kapas berkualitas tinggi. Benang kemudian diolah lebih lanjut di unit penenunan menjadi kain grey, yang sebagian diproses lagi menjadi kain mori untuk memenuhi permintaan industri batik.
Tantangan dan Transformasi
Seiring berjalannya waktu, perusahaan menghadapi tantangan berupa kurangnya modal dan permasalahan manajemen yang mengakibatkan terganggunya proses produksi. Pada tahun 2013, Pemerintah Indonesia berencana melepas saham perusahaan ke GKBI. Namun, rencana ini belum terealisasi hingga saat ini karena perbedaan harga beli yang ditawarkan oleh GKBI dengan nilai yang diharapkan.
Untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas, perusahaan menginvestasi pada teknologi terbaru dengan membeli empat set mesin tenun bermerek Tsudakoma asal Jepang dan empat set mesin tenun bermerek Itema asal Italia di tahun 2018. Kedelapan mesin baru ini diklaim memiliki kapasitas produksi yang setara dengan 102 mesin lama milik perusahaan.
Pandemi COVID-19 pada bulan April 2020 memaksa perusahaan untuk menghentikan produksi benang dan hanya memproduksi kain jika ada pesanan. Hal ini menunjukkan adaptasi perusahaan terhadap kondisi ekonomi yang tidak menentu.
Pada Maret 2025, terjadi tonggak penting dalam sejarah perusahaan. Pemerintah Indonesia menyerahkan mayoritas sahamnya ke Biro Klasifikasi Indonesia sebagai langkah awal pembentukan holding operasional di bawah naungan Danantara. Transisi kepemilikan ini diharapkan dapat membawa angin segar bagi perkembangan perusahaan tekstil ini.

Website : PT Primissima
Eksplorasi konten lain dari Ruang Logo
Berlangganan untuk dapatkan pos terbaru lewat email.